AWASSS !!! Mungkin ini Berguna
Bagi wanita hendaknya waspada terhadap gangguan2 ketika menstruasi, mis. "sekedar" dilepen, "sekedar" pusing, "sekedar" sakit pinggang, "sekedar" keputihan dll. Karena bisa jadi gangguan2 tsb mengindikasikan adanya masalah pada RAHIM. ×Powered By AVAIL TEAM and FB Avail & Keputihan
Tahu Kuning Kediri, Atau sering juga disebut Tahu Takwa, merupakan produk unggulan Kediri, Jawa Timur. Makanan yang unik berwarna kuning ini sangat digemari masyarakat Kediri dan sekitarnya. Rasa yang khas, kenyal, bentuk yang unik, berbeda dengan tahu-tahu yang ada di pasaran sekarang ini. Diprediksi mulai diproduksi sekitar tahun 1920-an dan booming pada awal tahun 1950-an. Menjadi oleh-oleh khas Kediri, kota kecil di kaki Gunung Kelud, Jawa Timur.
Pelopor dan Legenda Pabrik Tahu Takwa Kediri
Pelopor industri tahu Kediri adalah Lauw Soe Hoek atau hingga kini lebih dikenal sebagai Bah Kacung. Ia mulai merintis usaha tahu sejak 1912. Saat ini usahanya telah diteruskan oleh cucunya Herman Budiono setelah putranya Yosef Seger Budisantoso (Lauw Sing Hian) meninggal bulan Mei 2008 lalu.
Sejak dahulu sejak pagi buta toko Bah Kacung telah melakukan aktivitasnya. Toko ini telah buka untuk melayani pembelinya sejak jam 6 pagi hingga jam 8 malam. Sebagai penerus generasi ke-3 Herman tetap berusaha menjaga tradisi yang telah ditetapkan oleh kakeknya itu.
Salah satu cara untuk menjaga “citra” tahu Bah Kacung adalah masih tetap mempertahankan cara tradisional dalam membuat tahu Bah Kacung. Peralatannya masih dibuat dari kayu dan batu, serta dikerjakan secara manual dengan tenaga manusia. Bahkan, pembakarannya masih menggunakan kayu. “Dengan menggunakan gilingan ini rasa tahu lebih gurih karena bubur kedelai tidak lumat terlalu halus seperti hasil jika digiling dengan mesin. Bahkan ampas tahunya masih terasa gurih.” Jelas Herman.
Sementara itu, industri tahu Kediri lain sudah lebih maju. Mereka berproduksi dengan peralatan dan kemasan moderen berbahan pengawet, sehingga bisa mengirim tahu ke luar Kediri. Tak heran jika kapasitas produksi Bah Kacung pun terbatas. Malah, sampai sekarang mereka tidak membuka cabang atau menitipkan tahunya ke agen manapun.
Hingga saat ini meski Bah Kacung telah meninggal tahun 1963, namun tahu Bah Kacung masih bisa kita nikmati dan membeli di tokonya yang terletak di Jalan Trunojoyo pecinan kota lama Kediri. Tahu produksi Bah Kacung memang telah menjadi legenda Kediri.
Proses pembuatan
Kedelai direndam dulu selama enam jam. Setelah kulit arinya dapat terlepas, kemudian digiling menjadi adonan bubur halus. Kedelai yang digiling akan berubah menjadi bubur encer kedelai putih.
Selanjutnya, bubur encer putih ini dimasak usahakan Apinya tidak boleh terlalu besar dan juga tidak boleh mati. Jadi, seluruh bagian cairan kedelai bisa matang dengan sempurna.
Lalu setelah matang disaring dengan kain hingga terpisah dengan ampasnya (ampas ini biasanya ada yang membeli untuk diolah menjadi tempe menjes).
Cairan ini harus diaduk perlahan dengan takaran tertentu dicampuri cuka. Setelah menggumpal, barulah adonan lumat ini dituang dalam cetakan. Usai diratakan dan ditekan supaya padat, gumpalan tadi dipres dengan alat dari kayu. Supaya tahunya sama sekali tidak berair, alat pres tadi diberi empat gandulan besi. Masing-masing beratnya 20 kg. Setelah dipres dengan besi selama seperempat jam, tahu dipotong dan siap dijual.
Sampai disini proses pembuatan tahu sudah selesai, dan disinilah bedanya antara tahu biasa dengan tahu takwa atau tahu kuning Kediri, untuk pembuata tahu takwa harus melewati satu proses lagi yaitu Tahu putih tadi harus dimasak dalam campuran air dan tumbukan kunyit, serta sedikit garam. Itu sebabnya, rasa takwa gurih dan sedikit asin. Warnanya juga kuning dan baunya lebih harum ketimbang tahu biasa. Tahu takwa juga enak dimakan begitu saja, tanpa dimasak terlebih dulu.
Pelopor dan Legenda Pabrik Tahu Takwa Kediri
Pelopor industri tahu Kediri adalah Lauw Soe Hoek atau hingga kini lebih dikenal sebagai Bah Kacung. Ia mulai merintis usaha tahu sejak 1912. Saat ini usahanya telah diteruskan oleh cucunya Herman Budiono setelah putranya Yosef Seger Budisantoso (Lauw Sing Hian) meninggal bulan Mei 2008 lalu.
Sejak dahulu sejak pagi buta toko Bah Kacung telah melakukan aktivitasnya. Toko ini telah buka untuk melayani pembelinya sejak jam 6 pagi hingga jam 8 malam. Sebagai penerus generasi ke-3 Herman tetap berusaha menjaga tradisi yang telah ditetapkan oleh kakeknya itu.
Salah satu cara untuk menjaga “citra” tahu Bah Kacung adalah masih tetap mempertahankan cara tradisional dalam membuat tahu Bah Kacung. Peralatannya masih dibuat dari kayu dan batu, serta dikerjakan secara manual dengan tenaga manusia. Bahkan, pembakarannya masih menggunakan kayu. “Dengan menggunakan gilingan ini rasa tahu lebih gurih karena bubur kedelai tidak lumat terlalu halus seperti hasil jika digiling dengan mesin. Bahkan ampas tahunya masih terasa gurih.” Jelas Herman.
Sementara itu, industri tahu Kediri lain sudah lebih maju. Mereka berproduksi dengan peralatan dan kemasan moderen berbahan pengawet, sehingga bisa mengirim tahu ke luar Kediri. Tak heran jika kapasitas produksi Bah Kacung pun terbatas. Malah, sampai sekarang mereka tidak membuka cabang atau menitipkan tahunya ke agen manapun.
Hingga saat ini meski Bah Kacung telah meninggal tahun 1963, namun tahu Bah Kacung masih bisa kita nikmati dan membeli di tokonya yang terletak di Jalan Trunojoyo pecinan kota lama Kediri. Tahu produksi Bah Kacung memang telah menjadi legenda Kediri.
Proses pembuatan
Kedelai direndam dulu selama enam jam. Setelah kulit arinya dapat terlepas, kemudian digiling menjadi adonan bubur halus. Kedelai yang digiling akan berubah menjadi bubur encer kedelai putih.
Selanjutnya, bubur encer putih ini dimasak usahakan Apinya tidak boleh terlalu besar dan juga tidak boleh mati. Jadi, seluruh bagian cairan kedelai bisa matang dengan sempurna.
Lalu setelah matang disaring dengan kain hingga terpisah dengan ampasnya (ampas ini biasanya ada yang membeli untuk diolah menjadi tempe menjes).
Cairan ini harus diaduk perlahan dengan takaran tertentu dicampuri cuka. Setelah menggumpal, barulah adonan lumat ini dituang dalam cetakan. Usai diratakan dan ditekan supaya padat, gumpalan tadi dipres dengan alat dari kayu. Supaya tahunya sama sekali tidak berair, alat pres tadi diberi empat gandulan besi. Masing-masing beratnya 20 kg. Setelah dipres dengan besi selama seperempat jam, tahu dipotong dan siap dijual.
Sampai disini proses pembuatan tahu sudah selesai, dan disinilah bedanya antara tahu biasa dengan tahu takwa atau tahu kuning Kediri, untuk pembuata tahu takwa harus melewati satu proses lagi yaitu Tahu putih tadi harus dimasak dalam campuran air dan tumbukan kunyit, serta sedikit garam. Itu sebabnya, rasa takwa gurih dan sedikit asin. Warnanya juga kuning dan baunya lebih harum ketimbang tahu biasa. Tahu takwa juga enak dimakan begitu saja, tanpa dimasak terlebih dulu.
Baca Juga Artikel menarik di bawah ini :
3 comments to "Tahu Takwa Kediri"
Donasi buat KotaTahuku
Merasa Blog ini bermanfaat ? Dukung blog ini dengan sedikit donasi dari anda..
Mungkin Yang Anda Cari
Avail Bisnis
Category
1 kolom
(1)
2 Kolom
(1)
All About 3
(1)
Android
(1)
Avail
(1)
Blog Award
(2)
Blog Tips
(46)
Chord Lyric
(5)
Club Motor
(3)
Crack. AntiVirus
(1)
Ebook
(3)
Event
(8)
Facebooker
(1)
File Sharing
(2)
Free Template
(4)
Gallery
(3)
Game
(3)
Grafik
(1)
Harga Hp
(2)
Humor
(3)
Info Komputer
(7)
Info Lowongan
(29)
Info Phonsel
(3)
info produk
(4)
Info Sehat
(2)
Kediri
(27)
Kesehatan
(4)
Kuliner
(9)
Lowongan Kediri
(13)
Objek Wisata
(11)
Operator
(1)
Pandeglang
(1)
Pondok Pesantren
(1)
Portable
(3)
Produk Sponsor
(12)
Profil Cah Kediri
(1)
Racing
(1)
Sejarah
(5)
Sekilas Info
(63)
Seputar Wanita
(2)
susu instan
(1)
Tips
(13)
Twitter
(1)
Uang
(5)
Web
(4)
Anonymous says:
KAYA NYA ENAK ENAK NIH TAHU NYA JADI LAPAR
Unknown says:
Terima kasih infonya , kalau ke Gunung Kelud lumayan jauh juga dari kota.
Desi Adi Subekti says:
Saya boleh tahu alamat Toko Tahu 'Bah Kacung' ?
Apakah saya bisa order per telpon ? Terima kasih.
Desi Subekti